SAWER55 – Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, mengawali rangkaian seri MotoGP Jepang dengan positif menyusul kemenangan dalam sprint.
Francesco Bagnaia finis pertama dalam balapan sprint MotoGP Jepang yang berlangsung di Sirkuit Motegi, Motegi, Jepang, Sabtu (5/10/2024).
Meski dapat memimpin setelah start, Bagnaia diuntungkan dengan jatuhnya pole sitter Pedro Acosta (Red Bull GASGAS Tech3) yang merebut kembali posisi pertama.
Setelah disalip, sang juara bertahan terlihat kesulitan untuk menyalip kembali Acosta sampai akhirnya sang rival tergelincir pada lap kedelapan.
Bagnaia kemudian sendirian melaju di depan.
Namun, tiba-tiba jarak 1 detik lebih terpangkas habis pada lap terakhir karena Bagnaia ditempel Enea Bastianini (Ducati Lenovo) dan Marc Marquez (Gresini Racing).
Ketiga pembalap terdepan itu pun finis dalam posisi yang berdekatan.
Bastianini mengaku bisa saja menang andaikan balapan berlangsung sedikit lama karena dogfight dengan Marquez di dua lap terakhir.
“Mungkin dengan satu tikungan lagi saya akan menang, saya tidak tahu,” ucap pembalap yang dikenal dengan late race pace-nya itu.
Baca Juga: Pembalap MotoGP Ini Sebut Alex Marquez Harusnya Dapat Hukuman usai Terlibat Insiden dengan Bagnaia
Meski begitu, jika kemenangannya dianggap terjadi karena peran Bastianini, Bagnaia menolak dengan tegas.
“Enea menolong dirinya sendiri, saya tetap menang bagaimanapun,” kata Bagnaia dengan penuh keyakinan.
Menurutnya, momen hampir terkejar pada lap terakhir terjadi bukan karena dia tidak mampu lagi untuk melaju dengan cepat.
Sosok berjuluk Nuvola Rossa alias sang Awan Merah itu membeberkan dirinya tampil pelan di lap terakhir karena dia berhati-hati.
Gerimis turun pada akhir balapan. Bagnaia pun tampil lebih rileks karena merasa jarak 1,3 detik sudah sulit untuk dikejar.
“Saya mengambil risiko pada lap terakhir dengan mungkin memelankan motor terlalu jauh,” kata Bagnaia kepada TNT Sport, dilansir via Crash.
“Akan tetapi, semuanya berada di bawah kendali. Jadi saya sangat senang.”
Bagnaia merasa percaya diri dengan kecepatan yang dimilikinya.
Sejak sesi latihan bebas yang pertama, Bagnaia sudah melesat dengan pace di atas rata-rata pembalap lainnya.
Dalam wawancara di parc ferme setelah balapan, murid Valentino Rossi tersebut bahkan mengaku berlomba tanpa memakai seluruh potensi motornya.
Sebabnya, Bagnaia tampil lebih menekan saat sighting lap jelang balapan untuk memahami kondisi lintasannya.
“Jadi saya harus menjalani seluruh balapannya (sprint) dengan map yang hemat tenaga,” kata Bagnaia.
“Akan tetapi, semuanya berjalan dengan baik.”
Finis pertama, Bagnaia sukses memangkas gap poin dengan pemuncak klasemen sementara MotoGP 2024 yaitu Jorge Martin (Prima Pramac).
Martin sendiri finis keempat sehingga keunggulannya atas Bagnaia di posisi kedua berkurang dari 21 poin menjadi 15 poin.
Bagnaia bisa dibilang menjajah teritori Martin karena mulai lebih sering menang di sprint, lomba di mana rivalnya itu lebih unggul.
Dalam 10 seri terakhir Bagnaia menang sprint 6 kali sementara Martin selaku Raja Sprint malah cuma 2 kali.
Krisis justru dialami Bagnaia di balapan utama yang menjadi kekuatannya. Sudah empat seri dilalui Bagnaia tanpa menang pada hari Minggu.
“Selalu penting untuk bisa menang dan meraih poin, tetapi saya senang dengan pekerjaan yang kami lakukan,” kata Bagnaia.
“Saya selalu fokus pada apa yang bisa saya tingkatkan dan itu bukan proses yang mudah.”
“Sprint adalah jenis balapan yang tidak terlalu saya kuasai, saya lebih suka mengatur balapannya.”
“Akan tetapi, saya telah bekerja untuk segera kembali ke jalur yang benar dan menjadi kompetitif.”